Pedagang Panorama Masih Bergolak
BENGKULU, BE - Kisruh pembagian auning di Pasar Percontohan Nasional (PPN) Panorama, Kota Bengkulu belum berakhir. Jika sebelumnya belasan Pedagang Kali Lima (PKL) mendatangi Pemkot menuntut lokasi berjualan, namun kali ini giliran pedagang pakaian Batam yang memprotes pengundian yang dilakukan oleh Kepala UPTD Pasar dan Forum Pedagang Panorama.
Sekitar pukul 09.00 WIB, kemarin, puluhan pedagang pakaian Batam memprotes pengundian tersebut, bahkan ribut mulut pun tak terelakkan antara pedagang dengan petugas pengundi auning. Kemarahan pedagang ini berawal sekitar 30 pedagang pakaian Batam ini diundang untuk pengundian auning pada Senin (28/1) kemarin.
Namun setelah pedagang ini datang, ternyata pedagang lain sudah terlebih dahulu mencabut nomor undian. Akibatnya, 30 pedagang ini hanya mendapatkan auning berdekatan dengan WC, sedangkan pedagang yang mencabut undian sebelumnya secara diam-diam mendapatkan tempat strategis. Melihat ada indikasi kecurangan, maka pedagang ini pun memberontak.
\"Kami minta pengundian auning ini harus dikocok dan dicabut ulang, karena tidak adil dan ada indikasi permaian,\" kata salah seorang pedagang pakaian Batam, Destra, saat ditemui di PPN, kemarin.
Ia mengaku merasa dibohongi oleh pihak UPTD, karena pihaknya benar-benar mematuhi aturan dari UPTD dengan memenuhi undangan tepat pada waktunya. Namun pedagang lain telah lebih dahulu mengambil nomor undian secara diam-diam.
Senada juga disampaikan pedagang pakaian Batam lainnya, Baya (40). Menurutnya, bila tidak dilakukan pengundian ulang, pihaknya tidak segan-segan menyampaikan perkara tersebut ke walikota atau pun ke DPRD kota.
\"Ini sudah benar-benar tidak adil, mengapa mereka didahulukan, sedangkan kami yang merupakan pedagang lama memiliki STBHM malah dibohongi seperti ini,\" ucap Baya dengan nada kesal.
Di bagian lain, Kepala UPTD Pasar Panorama, Hermasyah SSos membantah tudingan para pedagang tersebut. Menurutnya, tidak ada pengundian yang dilakukan secara diam-diam, melainkan dilakukan secara terbuka diketahui oleh semua pedagang pakaian Batam yang lainnya. \"Semuanya kita lakukan secara transparan dan tidak ada yang ditutup-tutupi,\" bantahnya.
Terkait dengan tudingan pedagang tersebut, Hermansyah mengaku tidak ada persoalan lagi dan saat ini pihaknya lebih fokus pada penyelesaian pedagang yang memiliki 15 STBHM dan meminta auning di suatu tempat.
\"Kalau masalah pengundian tidak bisa diulang lagi, karena akan menimbulkan protes dari pedagang yang telah mendapat tempat tersebut. Namun kami fokus menyelesaikan permintaan 1 orang pedagang yang memiliki 15 STBHM,\" terangnya.
Pihaknya berencana menguragi STBHM tersebut, menurutnya 1 orang pedagang tidak boleh memiliki STBHM mencapai 15 buah. \"Nanti kita pikirkan carikan solusinya, apakah akan dikurangi atau diberikan auing di tempat yang terpisah. Namun semua pedagang saya jamin akan mendapatkan auning,\" tutupnya. (400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: